Rabu, 02 Januari 2013

" Kekuatan serta Keuntungan Bagi Orang Pemaaf "


Intropeksi Diri

Bismillahirrohmanirrohim

4 kekuatan yang dapat kita peroleh dari sikap memaafkan antara lain:

1. Membebaskan jiwa
Ketika memendam sakit hati kepada seseorang, seluruh jiwa raga kita seolah terpatri kepadanya.
Memaafkan dapat menolong melepaskan diri dari kungkungan itu.

2. Menyembuhkan raga
Setiap orang ingin hidup tenang, bahagia dan sehat bukan ? Bila anda memendam sakit hati, kebencian, kemarahan, kekecewaan, dan sejenisnya, percayalah, anda tidak tenang, tidak bahagia dan tidak sehat. Memaafkan adalah sebuah proses berpikir dan bersikap positip. Semakin sering kita berpikiran postip dan memandaang sesuatu dari kacamata hikmah, semakin mudah kita memaafkan sebuah kesalahan, dan semakin besar peluang kita untuk hidup lebih sehat.

3. Memberi kekuatan Positif
The weak can never forgive. Forgiveness is attribute of the strong. Itu pepatah Mahatma Gandhi. Artinya hanya orang kuatlah yang mampu memaafkan kesalahan orang lain. Orang lemah tidak. Sebab memaafkan perlu keteguhan hati dan kekuatan tekad. Manakala hati tenang kita dapat lebih berkonsentrasi dan berdaya untuk berkarya. Memaafkan menjadi cara efektif untuk memfokuskan kembali kekuatan kita pada gairah berprestasi, yang sempat terhambat gara-gara memendam sakit hati.

4. Meninggikan Derajat
Di mata Allah swt memberi maaf kepada orang lainjustru ditinggikan derajatnyadan dimuliakanseperti dalam sabda Rasulullah, “Allah tidak akan menambah maaf yang diberikan seseorang melaikan kemulian, dan tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah melainkan Dia akan meninggikan derajatnya.”

Serta 1 keuntungan kita sebagai seorang hamba Allah SWT yakni Menuai Ampunan & Surga.... "Memaafkan termasuk sikap taqwa yang akan berbalas ampunan Allah dan surga". (QS An Nisaa : 149)

Rabu, 08 Juni 2011

" Secret Behind The Prostration in Prayer Movement "


Rahasia Dibalik Sujud Dalam Gerakan Sholat

Seorang doktor di Amerika telah memeluk Islam kerana beberapa keajaiban yang ditemuinya dalam penyelidikannya. Dia amat kagum dengan penemuan tersebut, sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran. Dia adalah seorang doktor neurologi. Setelah memeluk Islam, dia amat yakin akan pengobatan secara Islam dan dengan itu telah membuka sebuah klinik yang bertemakan "Pengobatan Melalui Al-Quran".Kajian pengobatan melalui Al-Quran membuatkan obat-obatannya berpatokan apa yang terdapat di dalam Al-quran. Diantara cara-cara yang digunakan adalah berpuasa, mengkonsumsi madu, biji hitam (blackseed) dan sebagainya.
Apabila ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam, maka doktor tersebut memberitahu bahwa semasa beliau melakukan kajian urat saraf, terdapat beberapa urat saraf di dalam urat manusia yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal. Setelah membuat kajian yang memakan waktu cukup lama, akhirnya beliau mendapati bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia melainkan pada saat seseorang itu sedang sujud ketika mengerjakan Sholat. Urat tersebut memerlukan darah hanya untuk beberapa saat saja. Yakni, darah hanya akan memasuki urat tersebut mengikut kadar Sholat waktu yang diwajibkan oleh Islam.
Columbia University State pernah melakukan penelitian tentang otak. Ternyata, di otak terdapat sebuah bagian yang tidak teraliri darah. Tapi, bagian tersebut dapat teraliri darah bila kita melakukan gerakan khusus seperti sujud yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Walaupun tidak menyebutkan secara gamblang tentang waktu-waktu tersebut, tapi waktu-waktu tersebut berada sekitar Sholat Lima Waktu yang kita (Umat Islam) lakukan setiap hari. Efek dari teraliri-nya bagian dari otak tersebut adalah dapat membuat kerja otak menjadi maksimal. Sehingga, kemampuan otak dalam bekerja (seperti, menghitung, menghapal, belajar dan lain-lain) bisa lebih baik dan tentunya menambah kecerdasan otak kita.
Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak menunaikan Sholat, maka otaknya tidak akan dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Dengan demikian, kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam 'sepenuhnya' kerana sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agama-Nya yang indah ini.
Kesimpulannya : Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak Sholat, apalagi yang tidak beragama Islam, walaupun akal mereka berfungsi dengan secara normal tetapi sebenarnya dalam sesuatu keadaan mereka akan kehilangan keseimbangan dalam membuat keputusan yang normal. Terbukti kembali jika kitalah sebenarnya yang memiliki dasar darah yang baik, ketimbang pemeluk agama lain. (Baca: Thibbun Nabawi) Justru itu, tidak heranlah jika manusia ini kadang kala tidak segan-segan untuk melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya, walaupun akal mereka mengetahui bahwa perbuatan yang akan dilakukan itu adalah salah dengan kehendak mereka. Inilah adalah menggambarkan ketidak mampuan otak mereka untuk mempertimbangkan akan perbuatan mereka itu secara lebih normal. Maka dari itu tidak heran timbulnya bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat masa kini. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama mengambil hikmah dari kisah di atas.

by: pranowo56@gmail.com

Sabtu, 23 April 2011

Rahasia Mencegah & Mengobati Penyakit Hati Yang Parah Sekalipun


Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan Allah. Maksudnya manusia berikut seluruh anggota tubuh termasuk hati diciptakan memiliki kesempurnaan sendiri.
Artinya bila anggota tubuh dan hati itu kehilangan fungsi dan kemampuannya, maka hilanglah kesempurnaannya, mata berkurang daya lihatnya, telinga hilang daya dengarnya, lidah hilang daya rasanya, lisan hilang daya bicaranya berarti hilanglah kesempurnaannya. Sedang hati diciptakan pertama sekali untuk dapat mengenal Penciptanya, menjadikan-Nya sebagai yang lebih dicintai, lebih diharapkan, lebih Agung dari segala sesuatu. Bahkan tidak ada nikmat sehat, ceria, lezat dan nikmat kehidupan kecuali atas pertolongan-Nya. Dari sini hati akan mengenal rasa cinta dan tauhid kepada-Nya, ridho kepada-Nya dan pada takdir-Nya, memberikan rasa cinta dan benci pada makhluk karena-Nya, memusuhi siapapun karena-Nya dan selalu ingat/ berzikir kepada- Nya
Itulah ilmu hati.
Semua itulah yang dapat mengusir sepi, menenangkan diri, mengurangi rasa sakit akibat musibah, bencana, sedih, susah, murung, stress, frustasi, depresi dsb, sekuat dan sedahsyat apapun penyebabnya. Baginya kenikmatan dan kebahagiaan hanyalah ketika dia merasakan Allah. Hal inilah yang dirasakan oleh para pendahulu umat ini yang telah menorehkan prestasi emas dlbidang peribadatan. Sebagaimana anggota tubuh yang bisa terkena penyakit bahkan mati, demikian juga halnya dengan hati. Penyakit hati paling parah adalah: - berbuat syirik, - dosa, lalai, dzalim, - enggan bertawakkal, jarang bersandar kepada-Nya - kecewa pada takdir-Nya atau ragu terhadap janji dan ancarnan-Nya. Asal dari semua itu adalah memperturutkan hawa nafsu. Melawan hawa nafsu adalah obat yang paling manjur, sekalipun itu sangat pahit dan sulit sekali dilakukan karena pada dasarnya jiwa manusia itu diciptakan dalam keadan bodoh dan suka menganiaya diri. Dengan kebodohannya itu jiwa manusia menganggap bahwa kesembuhan bisa dicapai dengan memperturutkan hawa nafsu, padahal justru itulah penyebab kerusakan dan kebinasaan jiwa hingga tidak bisa lagi menerima nasihat dokter (kebenaran), tidak bisa lagi membedakan mana obat dan mana penyakit, mana kebaikan dan mana keburukan hingga tidak lagi peduli mana pahala dan mana dosa/maksiat. Bahkan ia menjadikan penyakit sebagai obat yang dengan sengaja dan terang-terangan dikonsumsinya sebaliknya menganggap obat (yang memang pahit) sebagai penyakit yang malah dijauhinya.Walhasil dengan memilih penyakit dan menjauhi obat, muncullah berbagai pencemaran, degradasi, kemerosotan, penyakit dan wabah yang membuat geger dan pusing kalangan medis dan cerdik pandai. Parahnya lagi kondisi ini dijadikan alasan untuk mengkambing hitamkan takdir dan mengesahkan pendapat sendiri, menganggap suci/benar sendiri dan secara tidak langsung mengecam keadilan Allah yang jelas-jelas telah menurunkan petunjuk, bahkan kecaman itu menjadi-jadi hingga secara terus terang lisannya mengecam Allah swt Astaghfirullahal 'Adziim.. bila kondisinya sudah sedemikian parah maka jangan mengharap lagi kesembuhan kecuali turun salah satu dari dua keputusan Allah yaitu Allah memberi keajaiban dengan menurunkan rahmatnya dan memberikan kehidupan baru kepadanya (lewat taubatan nasuha) atau Allah menurunkan Azabnya yang pedih di dunia, dialam kubur, hingga akhirat dan menggantinya dengan kaum yang lain yang lebih baik. Satu lagi yang harus diingat bahwa dosa ibarat racun bagi hati, kalaupun tidak sampai membunuhnya paling tidak melemahkannya dan itu pasti. Lalu bila stamina hati lemah ia takkan mampu menolak maupun mengusir penyakit hingga muncullah penyakit jasmani. Singkatnya sebagian besar penyakit jasmani berasal dari sakitnya hati (stress, frustasi dsb). Sekali lagi terbukti sabda Rosul bahwa "...Di dalam tubuh ada segumpal darah yang bila ia baik maka baiklah seluruh tubuh tetapi bila ia rusak maka rusaklah seluruh tubuh. Dialah HATI" (HR Bukhari).

Kamis, 03 Juni 2010

"DOA AYAH"

Tuhan Ku...
Bentuklah anak Ku menjadi manusia yang kuat untuk mengetahui manakala Ia lemah dan cukup berani menghadapi dirinya mana kala ia takut.

Manusia yang bangga dan teguh dalam kekalahan, jujur dan rendah hati serta berbudi halus dalam kemenangan.

Bentuklah anak Ku menjadi manusia yang hasratnya tidak menggatikan yang mati.

Anak yang selalu mengetahui ENGKAU serta insaf bahwa mengenal dirinya sendiri adalah landasan ilmu pengetahuan.

Tuhan Ku...
Aku mohon agar anak Ku jangan di pimpin di atas jalan yang mudah dan lunak, tetapi di bawah tekanan dan desakan, kesulitan, rintangan dan tantangan.

Didiklah anak Ku agar teguh berdiri diatas badai serta berbelas kasih kepada meraka yang gagal.

Bentuklah anak Ku menjadi manusia yang hatinya jernih, yang cita-cita tinggi, anak yang sanggup memimpin dirinya sendiri sebelum Ia berhasrat untuk memimpin orang lain.

Aku mohon agar anak Ku juga diberi perasaan jenaka, agar bisa serius tanpa menganggap dirinya terlampau serius.

Beri juga Ia kerendahan hati, agar Ia inggat kepada kesederhanaan dan keagungan asli, kepada suber kearifan dan kelembutan serta kakuatn asli.

Dengan demikian, Maka AKU AYAH-nya akan memberanikan diri berbisik ....

....Hidup Ku Tak Sia-Sia....

created@:Pranowo-Erik Parahasta (LDKO 2010 SMKN 56 JAKARTA)

Rabu, 28 Oktober 2009

Pendidikan Anak

Jika anak hidup dengan kritikan,ia akan belajar untuk mengutuk.
Jika anak hidup dengan kekerasan, ia akan belajar untuk melawan.
Jika anak hidup dengan ejekan, ia akan belajar untuk menjadi pemalu.
Jika anak hidup dengan dipermalukan, ia akan belajar merasa bersalah.
Jika anak hidup dengan toleransi, ia akan belajar bersabar.
Jika anak hidup dengan dorongan, ia akan belajar percaya diri.
Jika anak hidup dengan pujian, ia akan belajar untuk menghargai.
Jika anak hidup dengan tindakan yang jujur, ia akan belajar tentang keadilan.
Jika anak hidup dengan rasa aman, ia akan belajar untuk mempercayai.
Jika anak hidup dengan persetujuan, ia akan belajar untuk menghargai dirinya.
Jika anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan, ia akan belajar untuk menemukan cinta di muka bumi ini.

Kamis, 10 September 2009

KPA CADAS SMK N 56 JKT


komunitas berdiri sejak 3 oktober 1991 yg dahulu benama STEPAL (siswa tehnik pecinta alam, STM 12 pluit ) di resmikan di kawah ratu, Gn salak, taman nasional salak halimun.
lalu berganti nama menjadi CADAS (pecinta alam dua belas),
pada tahun 1993 CADAS mendapatkan musibah, kaka kelas kami "supriyadi" gugur pada saat diklat di kawah mati, kawah ratu, gn salak, taman nasional salak halimun, karena gas alam yang dikeluarkan oleh kawah sekitar. untuk mengenang-y maka anggota CADAS terdahulu membuatkan suatu plakat ( jika ingin liat, datang aja ke kawah mati, kawah ratu, ,lewat pasireungit - bogor) untuk mengenang almarhum dan sebagai titik pemikiran bagi pecinta alam yang lain agar memperhatikan safety prosedur dalam standart pendakian.
seiring waktu CADAS pun mulai vakum kira-kira tahun 2002 mungkin karena kesibukan pribadi pengurus pada saat itu.
berawal dari melihat sekretariat CADAS yang tak terawat (kira-kira tahun ajaran 2003/2004, STM 12 pluit berganti nama menjadi SMK Negeri 56, kami baru kelas satu) saat itu kami "syarif, pebri dan slamet/mamet" melihat melalui jendela sekretariat yang penuh dengan debu, kami berinisiatif untuk membangkitkan CADAS dari vakum.
kami mulai mencari dukungan dari pihak warga sekolah, setahun tak terasa kami bergriliawan mencari asal usul CADAS tapi hasil-y nihil, hanya dapat nama angkatan terdahulu tapi tak tahu dimana keberadaan mereka. kami pun setak dan menemui jalan buntu dalam hal ini.
tahun ajaran baru telah tiba (2004/2005 kami kelas dua) ada guru yang bersedia untuk menjadi pembina kami, beliau adalah "bapak Pranowo S,pd." beliau adalah guru elektronika.
pada saat itu pula teman kami "turino junaedi" menjadi ketua OSIS kami pun segera memanfaatkan sikon pada saat itu.
pembentukan mulai berjalan dan reorganisasi pun mulai tercium (walaupun masih bergrilia ria), kami mulai berdiri sendiri tanpa bantuan alumni CADAS dikarenakan yang disebutkan di atas tadi, nama CADAS berubah menjadi KPA - CADAS artinya komunitas pecinta alam CADAS ( CADAS disini bukan pecinta alam dua belas tetapi adalah sebutan bagi organisasi kami yaitu "CADAS"), logo pun ikut berubah, karena logo yang lama kami tidak tahu apa makna-y. tanpa meninggalkan ciri khas, logo CADAS yang baru kami adopsi dari logo CADAS yang lama dengan sedikit perubahan dan memiliki makna yang baru.
walaupun kami telah reorganisasi tetapi organisasi kami masih dipandang sebelah mata oleh warga sekolah (entah yang sekarang seperti apa, kami tidak pernah mempermasalahkan hal itu) pada tahun ajaran ini kami bekarja keras, saya mencari ilmu di organisasi pecinta alam lain, mamet tetap pada pencarian alumni terdahulu (tetapi masih nihil), pebri mengumandangkan nama kami ke setiap pecinta alam di jakarta (walaupun tidak semua) dengan cara bersilaturahmi dengan pecinta alam lainnya, dan teman kami ketua osis bertugas merealisasikan keberadaan kami di sekolah, pak pembina juga bekerja keras dengan manajemen dan tekhnik rahasia-y dalam bidang keorganisasian.
tahun ajaran 2005/2006 kami telah kelas 3 sekarang.
20 agustus 2005 kami mulai mengembangkan sayap, mencari anggota, mengirim-y untuk diktat di pecinta alam lain, ikut lomba panjat tebing (walaupun ga' ada basic).
setelah lulus, dengan ilmu yang saya dapatkan saya mulai mengajar di CADAS dengan suka rela sampai sekarang., begitu juga team sukses kami semua bekerja hingga saat ini untuk mengembangkan sayap CADAS ke seluruh antero jagad (klo bisa,, pasti bisa).
kami bersyukur sampai sekarang anggota kami sudah 35 lebih yang terseleksi (telah mengikuti pendidikan dahulu disebut diklat) dan tercatat sebagai anggota CADAS (pengurus yang baru).
kini KPA-CADAS adalah suatu komunitas siswa siswi SMK Negeri 56 Jakarta (dahulu STM 12 pluit) di bidang pecinta alam ( terdiri dari gunung hutan, susur goa, panjat tebing, fotografer alam, dan olah raga dayung), kemanusiaan (search ang rescue "SAR", peduli sesama, dll) dan lingkungan hidup (pelestarian alam). yang telah bangkit dari Vakum selama beberapa tahun.
kini hidup talah hidup kembali hingga sekarang dan selamanya. mohon restu dan dukungannya bagi para alumni terdahulu dan semua orang yang turut mendukung keberadaan kami.
Thanks for : Kepala sekolah SMKN 56 Jkt,
Guru & Karyawan SMKN 56 Jkt
Drs. Hadi Purnomo Isram (sesepuh cadas)

Kamis, 03 September 2009

Bagaimana seorang Muslim berpikir lebih dalam??

"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS. Aali ‘Imraan, 3:191).
Banyak yang beranggapan bahwa untuk "berpikir secara mendalam", seseorang perlu memegang kepala dengan kedua telapak tangannya, dan menyendiri di sebuah ruangan yang sunyi, jauh dari keramaian dan segala urusan yang ada. Sungguh, mereka telah menganggap "berpikir secara mendalam" sebagai sesuatu yang memberatkan dan menyusahkan. Mereka berkesimpulan bahwa pekerjaan ini hanyalah untuk kalangan "filosof".
Padahal, sebagaimana telah disebutkan dalam pendahuluan, Allah mewajibkan manusia untuk berpikir secara mendalam atau merenung. Allah berfirman bahwa Al-Qur'an diturunkan kepada manusia untuk dipikirkan atau direnungkan: "Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran" (QS. Shaad, 38: 29). Yang ditekankan di sini adalah bahwa setiap orang hendaknya berusaha secara ikhlas sekuat tenaga dalam meningkatkan kemampuan dan kedalaman berpikir.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak mau berusaha untuk berpikir mendalam akan terus-menerus hidup dalam kelalaian yang sangat. Kata kelalaian mengandung arti "ketidakpedulian (tetapi bukan melupakan), meninggalkan, dalam kekeliruan, tidak menghiraukan, dalam kecerobohan". Kelalaian manusia yang tidak berpikir adalah akibat melupakan atau secara sengaja tidak menghiraukan tujuan penciptaan diri mereka serta kebenaran ajaran agama. Ini adalah jalan hidup yang sangat berbahaya yang dapat menghantarkan seseorang ke neraka. Berkenaan dengan hal tersebut, Allah memperingatkan manusia agar tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang lalai:
"Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (QS. Al-A’raaf, 7: 205)
"Dan berilah mereka peringatan tentang hari penyesalan, (yaitu) ketika segala perkara telah diputus. Dan mereka dalam kelalaian dan mereka tidak (pula) beriman." (QS. Maryam, 19: 39)
Dalam Al-Qur'an, Allah menyebutkan tentang mereka yang berpikir secara sadar, kemudian merenung dan pada akhirnya sampai kepada kebenaran yang menjadikan mereka takut kepada Allah. Sebaliknya, Allah juga menyatakan bahwa orang-orang yang mengikuti para pendahulu mereka secara taklid buta tanpa berpikir, ataupun hanya sekedar mengikuti kebiasaan yang ada, berada dalam kekeliruan. Ketika ditanya, para pengekor yang tidak mau berpikir tersebut akan menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang menjalankan agama dan beriman kepada Allah. Tetapi karena tidak berpikir, mereka sekedar melakukan ibadah dan aktifitas hidup tanpa disertai rasa takut kepada Allah. Mentalitas golongan ini sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur'an:
Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?"
Katakanlah: "Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya 'Arsy yang besar?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?"
Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (adzab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), maka dari jalan manakah kamu ditipu (disihir)?"
"Sebenarnya Kami telah membawa kebenaran kepada mereka, dan sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta." (QS. Al-Mu’minuun, 23: 84-90)